Kumpulan Puisi Rinai
selamat datang
HUJAN SEPERTIGA MALAM
Kamu tau apa yang paling aku suka dari langit?
Ialah Hujan…
Ia selalu menepati janji membasahi bumi tanpa pamrih
Meneduhkan hati yang kelabu dan terasa lelah
Kamu tau apa yang sering aku tunggu dari langit?
Kamu tau apa yang sering aku tunggu dari langit?
Ialah Hujan…
Ia menyediakan ruang bagi pecandu rindu untuk bangkit
Menentramkan hati dengan pertemuan doa di atas langit
Kamu tau apa yang paling dirindu insan pengadu seperti diriku?
Kamu tau apa yang paling dirindu insan pengadu seperti diriku?
Hujan di sepertiga malam
Ia layaknya taman harapan yang bercahaya karena dipenuhi para malaikat
Mengamini dan mengarak lautan doa menuju Arasy dengan secepat kilat
Ketika hujan
Ketika hujan
Aku merasa semakin dekat denganNya hingga tak terasa ada sekat yang menghalangi
Aku melebur dengan tangisan yang semakin pecah dan menumpahkan kekalutan hati
Tak ada lebih indah selain pemandangan hujan sepertiga langit
Tak ada lebih indah selain pemandangan hujan sepertiga langit
Saat dua waktu mustajab doa dipersatukan dalam satu dimensi.
RINAI
Dibawah rinai hujan
Ku dengar engkau bersenandung
Terdengar seperti suara angin parau
Terdengar seperti suara resah sang kelana
Menatap jalan waktu yang tak berujung
Terdengar seperti riak gelisah anak dara
Karena sang dambaan hati tak kunjung berlabuh
Dibawah rinai hujan
Basah kuyup sekujur tubuhku
Kulihat engkau mengalir
Di sepanjang jalan yang ku tempuh
Berlarutkan kotoran debu jalanan di kota kita
Lalu pada bajuku engkau menodainya
Dengan warna-warni pelangi di ufuk yang jauh!
HUJAN DI JENDELA KACA KAMARKU
Seketika rinai mengguyur jendela kamarku,
dimana ada Sebuah kenangan
begitu mudah ia tersapu
Serupa tetes rintik hujan
di jendela kaca kamar
Dengan apa ia terhapus
seolah kering pun jejak basah tertinggal
Apa pantas aku meminta
siapa dan mengapa
Ia yang hanya titik-titik kecil
atau kamu yang mewujud aliran nan deras
Hapusi titik-titik kecil, mengurai panjang
entah untuk kisah-kisah bernama pun tidak
Pada kenangan hampa jika
ia titik-titik pun garis panjang di jendela kaca
senandung seketika kenangan terhapus dan mengering
hingga lupa jika kenangan itu ada!
rinai...
mengingatkanku,...
suaramu yang gemercik diatas genting rumahku
kau membuat dunia gelap kelam..
Komentar